KLASIFIKASI SISTEM EKONOMI
1
KLASIFIKASI SISTEM EKONOMI Makalah Makalah Disusun dalam rangka tugas dan
disampaikan pada mata kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi Oleh : Desi Marlena
NPM : 1551010026 Dosen Pengampuh Anas Malik S.EI, .M.E. Sy INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM EKONOMI ISLAM 2017
2 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Klasifikasi Sistem Ekonomi. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi. Kami mengucapakan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Terima kasih pula kami ucapkan kepada: Bapak Anas Malik S.EI,
.M.E. Sy. Sebagai dosen pengampuh mata kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Bandar Lampung, 10 Maret 2017 Hormat kami Penulis
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 4 B.
Rumusan masalah 4 BAB II PEMBAHASAN 5 A. Klasifikasi Sistem Ekonomi 5 BAB III
PENUTUP 10 A. Kesimpulan 10 DAFTAR PUSTAKA 11 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar
belakang Sebagai landasan dalam menjalankan suatu perekonomian diperlukan suatu
sistem yang dapat mengatur, menopang serta mengemudikan suatu perekonomian
dalam Negara. Sistem perekonomian merumuskan untuk mengakomodasi kebutuhan
miliaran manusia. Dengan memakai kacamata pendekatan induktif (studi empiris),
yang membawa pada kesimpulan, bahwa masih bertahannya eksistensi manusia hingga
menunjukan kemampuan manusia melakukan koordinasi. Kemampuan melakukan
koordinasi ini, mengindikasikan akan kemampuan manusia untuk menyusun
sistem-sistem ekonomi. Kemampuan manusia yang dicapai dalam membangun sistem
ekonomi belum dapat dinyatakan sempurna, sebab masih terdapat beragam kelemahan
dalam menerapkan sistem perekonomian yang tidak satu pemikiran antar negara
lain, sehingga dampak yang dirasakan yaitu permasalahan ekonomi yang berat,
seperti: resesi dan depresi ekonomi. Hal ini, membuat para ahli ekonom untuk
merumuskan sistem ekonomi yang baik. Munculnya sistem ekonomi merupakan alat
guna mencapai tujuan kehidupan bersama suatu bangsa atau negara. Ketika
membandingkan sistem ekonomi diseluruh dunia, akan memperlihatkan bahwa
masing-masing sistem ekonomi memiliki perbedaan yang kontras. Namun diantara
perbedaan-perbedaan tersebut dapat persamaan yang mencolok, yaitu setiap sistem
ekonomi disusun untuk mencapai tujuan akhir yang gemilang dalam membangun
negara. Kondisi akhir tersebut merupan suatu peradaban manusia yang ideal, 5
dimana manusia baik sebagai individu maupun kelompok menikmati kekayaan,
keadilan, kemakmuran dan kemerdekaan seutuhnya. Sebab, jika seluruh sistem
ekonomi mempunyai tujuan yang sama, secara langsung sistem ekonomi harus
dinilai dengan kriterian seragam dan objektif. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana
klasifikasi sistem ekonomi? 6 BAB II PEMBAHASAN A. Klasifikasi Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi dapat diklasifikasikan atau dikelompokan dalam dua kelompok
berdasarkan mekanisme dan koordinasinya serta berdasarkan ideologi yaitu: 1.
Berdasarkan Mekanisme dan Koordinasinya. a) Sistem Ekonomi Tradisi (Tradition
Economy). Mekanisme kordinasinya berdasarkan tradisi berlaku dalam perekonomian
yang masih sederhana. Kegiatan ekonomi sangat terbatas, dimana tujuan ekonomi
tidak untuk memperoleh keuntungan, melainkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
b) Sistem Ekonomi Komando (Command Economy). Mekanisme kordinasinya berdasarkan
komando dari pusat kekuasaan (central authority). Lembaga yang diberikan hak kordinasi
disebut perencanaan terpesat. Sistem ekonomi komando sanagat menolak mekanisme
pasar. Menurut mereka, system perencanaan terpusat sangan efisien dalam
mengalokasikan sumber daya. c) Sistem Ekonomi Pasar (Market Economy).
Mengandalkan kekuatan permintaan dan penawaran sebagai alat alokasi yang
efisien. 2. Berdasarkan Ideologi a) Sistem Ekonomi Kapaitalis (Capitalist
Economy). Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset 7
produktif atau faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu
atau swasta. sistem ekonomi ini juga memberikan kebebasan yang besar bagi
pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan
individuala atau sumber daya-sumber daya ekonomi atau factor produksi. 1 Adam
Smith berpendapat bahwa moftif seseorang melakukan kegiatan ekonomi atas
dorongan kepentingan pribadi untuk mendapatkan keuntungan. Yang bertindak
sebagai tenaga pendorong dan pembimbing manusia mengerjakan apa saja asal
masyarakat bersedia untuk membayar. Cirri-ciri ekonomi kapitalis atau liberal :
1) Motif yang menggerakkan perekonomian mencari keuntungan. 2) Pengakuan yang
luas atas hak-hak pribadi. 3) Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar. 4)
Campur tangan pemerintah diminimalkan. b) Sistem Ekonomi Sosialis (Socialist
Economy). Sistem ekonomi sosialis adalah sistem yang mengharuskan pemerintah
memiliki dan menggunakan suatu faktor produksi. Namun, selanjutnya, kepemilikan
pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara. Ketika
perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak
atas faktor-faktor produksi itu kepada buruh. Prinsip Sistem Ekonomi sosialis
yaitu, dengan bekerja bersama dengan membagi hasil secara merata yang
dinilainya adil, dan bila produksi 1 R. Djoerban Wachid, SH. Pelajaran Ekonomi.
(Yogyakarta: Hien Hoo Sing. 1978) hlm 139. 8 berkembang, maka kita akan menjadi
masyarakat adil dan makmur. Tokohnya adalah Karl Mark (1818) Friederich Engels,
Karl Kautsky. Cirri-ciri sistem ekonomi sosialis : 1) Menurut sosialis,
kemakmuran akan tercapai dengan berdasarkan pada kemakmuran bersama melalui
konsep kepemilikan sosial. 2) Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai
perlawanan terhadap ketidak adilan yang timbul dari kapitalisme. 3) Dalam
masyarakat social hal yang menonjol adalah kolektivisme atau rasa kebersamaan.
c) Sistem Ekonomi Islami (Islamic Economy). Sistem ekonomi Islami adalah suatu
sistem ekonomi yang berlandaskan ideologi dan ajaran-ajaran syariat islam.
Sistem ekonomi ini memiliki cita-cita yang bertujuan mensejahterakan umat,
dengan sumber daya ekonomi yang dialokasikan sedemikian rupa, sehingga dengan
pengaturan kembali keadaannya, tidak seorangpun lebih baik dengan menjadikan
orang lain lebih buruk. Ciri-ciri sistem ekonomi islami : 1) Ekonomi Syariah.
Berbeda halnya dengan sistem ekonomi kapitalis dimana kepemilikan berada pada
individu mutlak, ataupun sistem ekonomi sosialis yang mengedepankan kepemilikan
terpusat yang diatur oleh negara. Dalam sistem ekonomi islam kepemilikan atas
sesuatu adalah kepunyaan Allah SWT. Sementara manusia hanya sebagai Khalifah
atas harta miliknya. 2) Hak Kepemilikan. Dalam ajaran islam kepemilikan dibagi
menjadi tiga, yaitu: 9 ∙ Hak milik individual (milkiyah fardiyah atau private
ownership). ∙ Hak milik umum (milkiyah amah atau public ownership). ∙ Hak milik
negara (milkiyah daulah atau state ownership). 3) Konsep Kepemilikan.
Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi. Tetapi
setiap orang atau individu dituntut kemampuannya untuk memanfaatkan
sumber-sumber ekonomi tersebut. Lama kepemilikan manusia pada suatu benda
terbatas pada lamanya manusia itu hidup di dunia. Sumber daya yang menyangkut
kepentingan umum atau yang menjadi hajat atau keperluan hidup orang banyak
harus menjadi milik umum. 4) Kebebasan Berekonomi. Dalam pandangan kapitalisme
yang memberikan nilai tertinggi pada kebebasan tak terbatas pada setiap
individu. Memungkinkan individu mengejar kepentingannya sendiri untuk
memaksimalkan kekayaan dan memuaskan keinginannya. Dengan denikian maka konsep
kebebasan tersebut akan menimbulkan kekacauan dalam proses distribusi kekayaan.
2 Islam juga tidak sejalan dengan sistem ekonomi sosialis yang mengabaikan
konsep pemilikan pribadi. Sehingga tidak ada kebebasan individu dalam melakukan
kegiatan ekonomi. Dalam konsep ekonomi islam, kepemilikan dan kebebasan 2
Pratama Rahardja & Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi
& makroekonomi). (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 2002) hlm 95. 10 individu dibenarkan selama masih sesuai dengan
syariat islam. Sekaligus memberikan ruang gerak pula pada pemerintah dalam
melakukan kebijaka-kebijakan yang sesuai dengan syariat islam. 5) Spritualisme
dalam Sistem Ekonomi Islam. Sistem ekonomi kontemporer hanya terfokus terhadap
utilitas (kepuasan) dan nilai-nilai materialism suatu barang tanpa menyentuh
nilai-nilai spritualisme dan etika kehidupan masyarakat. Dalam ekonomi islam
terdapat dialetika antara nilai-nilai spritualisme dan materialism. Dengan
demikian tujuan yang dicapai bukan hanya semata-mata materi saja, tetapi
didasarkan pada konsep-konsepnya sendiri mengenai kesejah teraan manusia
(falah) dan kehidupan yang baik (hayat yhayyibah) yang memberikan nilai sangat
penting bagi persaudaraan dan keadilan sosio ekonomi dan menuntut kepuasan yang
seimbang naikdalam bentuk kebutuhan jasmani (materi) maupun rohani (jiwa). 6)
Konsep Rasionalitas Ekonomi. Setiap analisis ekonomi selalu didasarkan atas
asumsi mengenai prilaku para pelakunya. Secara umum diasumsikan bahwa dalam
pengambilan keputusan ekonomi, pelaku ekonomi selalu berfikir dan bertindak
secara rasional untuk memaksimalkan keuntungannya. Dalam pendekatan ekonomi
konvensional terutama kapitalis, aspek moral dan etika acap kali diabaikan bila
tidak sesuai dengan perilaku yang menurutnya rasional. Artinya konsep etis dan
tidak etik dalam melakukan aktivitas ekonomi (misalnya konsumsi) dianggap dapat
mengorbankan kepentingan individu dalam 11 memuaskan kebutuhannya. Sementara
dalam pandangan islam, perilaku ekonomi disamping didasarkan pada pertimbangan
rasional (memperoleh falah atau maslahah yang lebih besar) juga mengedepankan
pada aspek nilai-nilai ilahiyah, etika, dan moral. d) Sistem Ekonomi Campuran.
Sistem ekonomi campuran adalah sistem perekonomian yang menggabungkan lebih
dari satu aspek sistem ekonomi. Biasanya, di dalam sistem ekonomi campuran
terdapat paduan unsur kapitalisme dan sosialisme. Tidak ada satu definisi yang
pasti untuk ekonomi campuran, tetapi aspek penting yang menjadi cirinya adalah
terdapatnya tingkat kebebasan ekonomi individu (termasuk kepemilikan industri
secara individu) yang bersipadu dengan ekonomi terancang (termasuk campur
tangan atas tanggung jawab sosial, pemulihan lingkungan, atau pemilikan aset
atau sumber pengeluaran oleh negara). Pada praktiknya, banyak negara mulai dari
Amerika Serikat hingga Kuba menjalankan sistem perekonomian yang dapat dianggap
sebagai ekonomi campuran, bahkan Indonesia pun menganut “Sistem Ekonomi
Campuran’ dengan sistem ekonomi Pancasilanya. 3 3Dra. Hj. Sukwiaty, Drs. H.
Sudirman & Drs. Slamet S. Ekonomi 1. (Jakarta: Yudhistira. 2006) hlm 84. 12
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem perekonomian merupakan hal penting bagi
sebuah negara karena sistem tersebut adalah sekumpulan komponen atau unsur terdiri
atas unit, agen serta lembaga (institusi) ekonomi, yang bukan saja saling
berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling
menopang dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu. Di dunia ini banyak
sekali jenis-jenis sistem ekonomi, Pertama, menurut mekanisme koordinasinya,
yaitu sistem ekonomi terbagi menjadi tradisional, ekonomi pasar dan komando.
Kedua, berdasarkan penekanan hak kepemilikan, yaitu sistem ekonomi kapitalis,
sistem sosialis dan ada juga yang tidak menganut keduanya, yaitu sistem ekonomi
campuran. Indonesia sendiri menganut Sistem Ekonomi Pancasila namun pada
penerapannya sering kali menggunakan sistem ekonomi kapitalis. Setiap sistem
ekonomi memiliki kelebihan dan kelemahan. 13
Daftar Pustaka
R. Djoeban Wachid,
SH. 1978. Pelajaran Ekonomi. Yogyakarta: Hien Hoo Sing. Pratama Rahardja &
Mandala Manurung. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi).
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indoonesia. Dra. Hj.
Sukwiaty, Drs. H. sudirman & Drs. Slamet S. 2006. Ekonomi 1. Jakarta:
Yudhistira. 14 15 16
Komentar
Posting Komentar